HILANG, Karena Waktu...

on Sabtu, 10 September 2011

Baru tersadar kembali, bahwa setiap apa yang kita temui, kita hadapi, dan kita jalani PUNYA ARTI TERSENDIRI. Ketika aku ditakdirkan mengenalnya, dan kemudian memutuskan hatiku untuknya... rasanya hidup itu adalah SENYUMAN. Namun, ketika suatu saat ia meninggalkanku...hidup itu bagaikan KEKACAUAN HATI yang tak jelas apa maunya. Yah, aku berasa kembali menjadi ABG (ANAK BARU GEDE)--- yang kata orang-orang "ABG tu lupa daratan deh, hidup semaunya!semaunya berpikir, semaunya mencoba sesuatu! apalagi, bila ABG disinggung tentang C I N T A. Oh...Cintaa, begitu Indah terasa...(Fatih.mode on). ABG ~ CINTA.
huum. Gak..Gak smua ABG yang manfaatin waktunya untuk menghabiskan waktu nya dg kata "CINTA". Lhooo??Koq malah bicarain ABG..n_n.^_^.
Sudah lama memang!ini kurasa...dan kemudian ku buang jauh2 rasa ini karena memang, sudah waktunya AKU BUANG!..namun, jujur!kenapa ini kembali lagi..
Astagfirullah...Aku ingin kembali menjaga hatiku, hatiku bukan untuknya. Ah, aku terlalu MELOW untuk hal ini. Aku berharap ini gak bertahan lama...
Aku YAKIN!Hati Aku terlalu KUAT, hanya untuk mempermasalahkan hal ini...
Jangan paksa aku, untuk menghilangkan rasa ini.
Biarkan ia HILANG, karena waktu yang memaksanya untuk HILANG dari hatiku.



---Marlina Waty---
--September 2011--

cerita *(2)*

on Rabu, 01 April 2009

huuuaaaaa...
Pagi yg segar sekali!
Alhamdulillah Rabb...
Terima Kasih, ENGKAU masih mmberikanku izin u/ Hidup ddunia ini.

Lburan..
Nikmati saja..
walau,
ya...
gt lah!
proposal ku u/ lburan dluar Kota "Tidak diTerima"..
hiks.

dg b'rbagai alasan..
yap!
Indah pd Waktuny. ya, khawatir nnt aku kmbali sakit lg.
mklum br seminggu ini, keadaanku membaik.
Kata Ayahku gt!
smpet kesel, puasa ngomong bberapa jam.
capek jugha euy!
biasa..nyeloteh!niyh, tiba2 diam seribu bahasa..

hhaahahay!
ya..ya..
mmm...
bsok, lusa...aku bkal b'rdua sj dg adikku drumah ini..
sepi..
T.T

Senin, insya ALLAH..
Kuliah Lagiiii...
Hari Baru.
SEMANGAT Baru.
Good Luck..
Chayoo..
Ganbatte Kudasai.
ALLAHU AKBAR..
hhe,
udh ach...
bubbyee...
^_^

cerita *(1)*

on Senin, 30 Maret 2009

seminggu ini, kita libur. itu kata2 yg dlontarkan slah satu tmanku saat itu.
terbersit, rasa senang dhati ini..
walau, itu jg m'mbuat hatiku mnjadi tdak karuan..
kecewa!
ya..sdh hmpir 1 bulan ini kami mlewatkan keadaan kuliah-kosong-kuliah-kosong...
hhahay!!mw jd ap aku, nanti.

terlalu santai..khawatirnya, mlah jd santai keterusan...
Rabb..Istiqamahkan hati ini, agar aku ttap "Semangat mncari iLmu-MU ya Rabb..
Amiin.

ap lagi y,
hu.um...
aku skrg kesepian dtengah keramaian..
hhuuughhffhhh...

ruangan ini, kian ramai..
hha'..
pusiiiing!
enakny, emg sndiri., tp..tdk mungkin skali mngusir mreka...
hho,
Waaaaaaa''...
pengen ngpain lagi y..
oiy, kmrn seru Baksos..ramai!
smpe pulang pas adzan maghrib..
b'rtiga naek motor MIO..hha'!

udh agh..
mw kluar...ribut!
kaki pegel.
hhuhuhu..

^_^

Lyrics Your Mother by Yusuf Islam. . .

on Jumat, 06 Maret 2009

Who should I give my love to?
My respect and my honor to
Who should I pay good mind to?
After Allah
And Rasulullah

Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father

Cause who used to hold you
And clean you and clothes you
Who used to feed you?
And always be with you
When you were sick
Stay up all night
Holding you tight
That's right no other
Your mother (My mother)

Who should I take good care of?
Giving all my love
Who should I think most of?
After Allah
And Rasulullah

Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father

Cause who used to hear you
Before you could talk
Who used to hold you?
Before you could walk
And when you fell who picked you up
Clean your cut
No one but your mother
My mother

Who should I stay rigt close to?
Listen most to
Never say no to
After Allah
And Rasulullah

Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father

Cause who used to hug you
And buy you new clothes
Comb your hair
And blow your nose
And when you cry
Who wiped your tears?
Knows your fears
Who really cares?
My mother

Say Alhamdulillah
Thank you Allah
Thank you Allah
For my mother.

GIGANTISME...

on Selasa, 03 Maret 2009

ASSIGNMENT 4
GIGANTISME



Anggota Kelompok :
Marlina Waty G1A 107013
Fenny Aliska LW G1A 107014
Ika Aninda Dzulisa G1A 107015
Indra Yance G1A 107016


Dosen Pembimbing :
dr. Aywar Zamri, Sp. PD



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2008/2009
GROWTH HORMONE
(Hormon Pertumbuhan)

Growth Hormone (GH) disebut sebagai Hormone Somatotropik atau Somatotropin, merupakan molekul protein kecil yang terdiri atas 191 asam amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul 22.005. Growth Hormone (GH) menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel.
Hormon pertumbuhan berperan pada seluruh fase pertumbuhan baik pranatal maupun pasca natal. Pada periode pasca natal hormon pertumbuhan berkerja melalui sistem GH - IGF-I – IGFBP-3. Hormon pertumbuhan ini akan meningkatkan produksi IGF-I dan IGFBP-3 yang terutama dihasilkan oleh hepar dan kemudian akan menstimulasi produksi IGF-I lokal dari khondrosit. Hormon pertumbuhan ini dikeluarkan secara episodik, hormon ini hampir selalu terdapat dengan kadar yang sangat rendah. Setiap hari umumnya terdapat 8 sampai 9 kali peningkatan kadar hormon pertumbuhan selama 10 – 20 menit. Hormon pertumbuhan ini meningkat pada waktu excersise juga pada waktu tidur.
Selain dari efek umum hormone pertumbuhan dalam menyebabkan pertumbuhan, hormone pertumbuhan juga punya banyak efek metabolic khusus, antara lain :
 Peningkatan kecepatan sintesis protein di seluruh sel-sel tubuh
Efek yang dapat menyebabkan naiknya jumlah protein
♪ Bertambahnya pengangkutan asam amino melewat membrane sel
♪ Peningkatan translasi RNA menyebabkan sintesis protein oleh ribosom
♪ Peningkatan transkripsi inti DNA untuk membentuk RNA
♪ Penurunan katabolisme protein dan asam amino

 Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan adipose, meningkatkan asam lemak bebas dalam darah dan meningkatkan penggunaan asam lemak untuk energy


 Menurunkan kecepatan pemakaian glukosa di seluruh tubuh
Pengaruh utama hormon pertumbuhan terhadap metabolism glukosa untuk mendapat energi:
1. Penurunan pemakaian glukosa untuk energy
2. Peningkatan endapan glikogen didalam sel
3. Berkurangnya ambilan glukosa oleh sel dan meningkatnya konsentrasi glukosa darah.

Efek hormon pertumbuhan yang paling jelas adalah meningkatan pertumbuhan struktur rangka. Keadaan ini dihasilkan dari berbagai efek hormon pertumbuhan pada tulang yang meliputi:
1. Peningkatan timbunan protein oleh sel kondrositik dan sel osteogenik yang menyebabkan pertumbuhan tulang
2. Juga meningkatkan kecepatan reproduksi dari sel-sel ini
3. Efek khusus dalam mengubah kondrositmenjadi sel osteogenik,jadi menyebabkan timbunan khusus tulang yang baru.
GIGANTISME

I. DEFINISI
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis.

II. Epidemiologi
Gigantisme sangat jarang dijumpai. Di Eropa, setiap tahunnya hanya dilaporkan 3-4 kasus/1 juta penduduk. Kejadiannya pada wanta dan laki-laki sama. Laporan adanya kasus ini di Indonesia juga sangat jarang. Dalam KONAS PERKENI II, tahun 1989 di Surabaya, Wijasa dkk, melaporkan adanya kasus yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

III. Etiologi
Penyebab gigantisme dapat digolongkan, sbb:
1. Gigantisme Primer atau Hipofisi, di mana penyebabnya adalah adenoma hipofisis
2. Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari Hipothalamus
3. Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH atau GHRH

Melihat besarnya tumor, adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam 2 bentuk, yakni; mikroadenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makroadenoma kalau diameternya lebih dari 10 mm.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umumnya dijumpai di sayap lateral sella tursica. Kadang – kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai di garis rathke’s pouch yaitu di sinus sfenoidalis, dan di daerah parafarings.
Kadar GH mempunyai korelasi dengan besarnya tumor pada saat diagnosis ditegakkan. Kebanyakan (75%) kasus adenoma somatotrofik berupa makroadenoma, di antaranya 70% dengan ukuran kurang dari 20 mm.
IV. Patofisiologi dan Patogenesis
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).

Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus.

Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.


V. Manifestasi Klinis
☺ Pertumbuhan linier yang cepat,
☺ tanda – tanda wajah kasar,
☺ pembesaran kaki dan tangan,
☺ Pada anak muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului pertumbuhan linier,
☺ Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku,
☺ Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas,
☺ Jangkung dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih.

VI. Penatalaksanaan
• Pemeriksaaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain :
☺ Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan glukosa darah
Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat

 Pemeriksaan Growth Hormone darah atau SM-C (IGF 1)
Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)

 Pemeriksaan Somatostatin
Gigantisme (+) : somatostatin meningkat

☺ Pemeriksaan radiologi
 CT-Scan
 MRI (Magnetic Resonance Imaging)

• Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah :
a) Menormalkan kembali kadar GH atau IGF-1
b) Memperkecilkan tumor atau menstabilkan besarnya tumor
c) Menormalkan fungsi hiposis
Dikenal 3 macam terapi, yaitu:
A. Terapi pembedahan
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus. Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.

Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 – 20% kasus, namun pada umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa kebocoran cairan serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal, epistaksis, sinusitis dan infeksi pada luka operasi.

Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5 µg/l. Dengan kriteria ini keberhasilan terapi dicapai pada 50 – 60% kasus, yang terdiri dari 80% kasus mikroadenoma, dan 20 % makroadenoma.

B. Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi pembedahan dilaksanakan.

Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran.

Peneliti lainnya menyebutkan bahwa, kadar HP mampu diturunkan dibawah 5 µg/l setelah pengobatan berjalan 5 tahun, pada 50% kasus. Kalau pengobatan dilanjutkan s/d 10 tahun maka, 70% kasus mampu mencapai kadar tersebut.

VII. Prognosis
Bergantung pada :
• Lamanya proses berlangsung
• Besarnya tumor
• Tingginya kadar GH pre-operatif










\
REFERENSI
♪ Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia: Elsevier-Saunders: 968-970, 973. EGC
♪ Price, S. A & Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Philadelphia : Elsevier-Saunders : 1217-1219. EGC
♪ Persatuan Ahli Penyakit Dalam. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI: 799-807.

METABOLISME KALSIUM DAN TULANG

REFERAD 3
METABOLISME KALSIUM DAN TULANG

Anggota Kelompok :
Marlina Waty G1A 107013
Fenny Aliska L G1A 107014
Ika Aninda D G1A 107015
Indra Yance G1A 107016
Ade Kandra G1A 107017




Dosen Pembimbing :
Dr. Bernhard Arianto Purba, M.Kes., AIFO


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSTAS JAMBI
2008 / 2009

KALSIUM

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya.

Kemampuan absorpsi (penyerapan) kalsium lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada proses menua. Absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi absorbsi kalsium, di antaranya kelarutan kalsium dalam air dan jenis makanan yang dimakan bersama dengan kalsium. Kalsium yang tidak diabsorpsi akan dikeluarkan dari tubuh.

Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium
1. Tingkat kebutuhan
Peningkatan kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, masa kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium.

2. VitaminD
Vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium dari saluran cerna dan juga membantu mengontrol penyimpanan kalsium di tulang. Vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium dengan menunjang transport aktif kalsium melalui epitel ileum yang memproduksi protein-pengikat kalsium.

3. Asam klorida
Asam Klorida yang dikeluarkan oleh lambung membantu absorpsi kalsium dengan cara menurunkan pH di bagian atas usus halus.

4. Makanan yang mengandung lemak.
Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberikan waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium.

Faktor-faktor yang menghambat absorbsi kalsium
1. Kekurangan vitamin D bentuk aktif
2. Makanan tinggi serat karena mempercepat waktu transit makanan di dalam saluran cerna

Sumber Kalsium
o Sayur-sayuran hijau (bayam, brokoli, sawi)
o Ikan teri kering
o Udang kering
o Tahu
o Kacang-kacangan
o Salmon, sardine
o Susu & hasil olahannya


Fungsi Kalsium
• Membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat
• Mencegah osteoporosis
• Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka
• Menghantarkan signal ke dalam sel-sel saraf
• Mengatur kontraksi otot
• Membantu transport ion melalui membran
• Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses pencemaan, energi dan metabolisme lemak





Sekitar 50% kalsium total dalam plasma (5 mEq/L) berada dalam bentuk terionisasi (bentuk yang memiliki aktivitas biologis pada membran sel). Sisanya sekitar 40% terikat dengan protein plasma dan 10% lainnya dalam ikatan kompleks dalam bentuk non-ionisasi dengan anion-anion sepeerti pada fosfat dan sitrat.

Konsentrasi ion Kalsium pada CES normalnya sekitar 2,4 mEq/L. Bila konsetrasi ion kalsium turun melewati batas normal (hipokalsemia), maka akan timbul rangsangan pada sel-sel saraf dan otot yang meningkat dengan nyata dan pada beberapa keadaan yang ekstrem dapat menyebabkan tetani hipokalsemik yang ditandai dengan kekekuan otot. Sedangkan pada keadaan dimana konsentrasi ion Kalsium melebihi nilai normalnya (hiperkalsemia), yang menekan ambang rangsang pada neuromuskular yang berakibat aritmia jantung.

Perubahan konsentrasi ion hidrogen plasma dapat mempengaruhi derajat ikatan kalsium terhadap protein plasma. Pada pasien asidosis, lebih sedikit kalsium yang berkaitan dengan protein plasma. Sedangkan pada pasien alkalosis, jumlah ion kalsium yang terikat dengan protein plasma lebih besar.


Ion kalsium secara aktif diabsorbsi ke dalam darah terutama dari duodenum dan jumlah absorbsi ion kalsium dikontrol sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan harian tubuh akan kalsium. Faktor penting yang mengontrol absorbsi kalsium adalah PTH yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, dan vitamin D

Nilai asupan kalsium dalam makanan normalnya sekitar 1000 mg/hari, dengan sekitar 900 mg/hari kalsium disekresikan di dalam feses. Dalam kondisi tertentu, ekskresi kalsium di feses dapat melebihi kalsium yang dicerna karena kalsium juga dapat disekresikan ke dalam lumen usus. Oleh karena itu, traktus gastrointestinal dan mekanisme regulasi yang mempengaruhi absorpsi dan sekresi kalsium intestinal berperan penting dalam homeostasis kalsium.

Hanya sekitar 50% kalsium plasma yang terionisasi, dan sisanya terikat plasma atau dalam ikatan kompleks dengan anion seperti fosfat. Maka hanya sekitar 50% kalsium inilah yang difiltrasi oleh glomerulus. Normalnya ada sekitar 99% kalsium yang difiltrasi akan direabsorbsi oleh tubulus ( 65% di reabsorbs di tubulus proksimal, 25-30% direabsorbsi di ansa henle dan sekitar 4-9% direabsorbsi di tubulus distal dan koligentes) dan sisanya yang 1% disekresikan melalui urin.

Ekskresi kalsium disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Dengan peningkatan asupan kalsium, juga terdapat peningkatan ekskresi kalsium dari ginjal. Dengan hilangnya kalsium, ekskresi kalsium oleh ginjal juga menurun karena terjadi peningkatan reabsorbsi kalsium oleh tubulus.


Faktor yang mempengaruhi reabsorbsi kalsium adalah :
• Konsentrasi fosfat plasma
Peningkatan konsentrasi fosfat plasma akan merangsang peningkatan reabsorbsi kalsium olah ginjal. Dan sebaliknya, jika terjadi penurunan konsentrasi fosfat plasma akan menimbulakan penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.

• Asidosis metabolik dan Alkalosis metabolik
Asidosis metabolik merangsang terjadinya peningkatan reabsorbsi kalsium oleh ginjal, sedangkan pada alkalosis metabolik terjadi penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.

• Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah menimbulkan penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal. Sedangkan pada penurunan tekanan darah merangsang peningkatan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.

• hormon paratiroid
Peningkatan PTH merangsang peningkatan reabsorbsi kalsum oleh ginjal, dan sebaliknya.

• Volume CES
Peningkatan CES menimbulakn penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal. Sedangkan penurunan CES merangsang peningkatan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.




TULANG

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif, proteksi alat-alat didalam tubuh, pembentuk tubuh, metabolisme kalsium dan mineral dan organ hemopoetik. Hampir semua kalsium dalam tubuh (99%) disimpan di dalam tulang dan sisanya pada cairan ekstrasel dan 0,1% dalam cairan intrasel. Oleh karena itu, tulang berperan sebagai penampung yang besar untuk menyipan kalsium dan sebagai sumber kalsium bila kalsium pada ciran ekstraselular menurun.


Tulang juga merupakan jaringan ikat yang dinamis yang selalu diperbaharui melalui proses Remodeling yang terdiri dari proses Resorpsi dan Formasi.Sebagaimana jaringan ikat lainnya, tulang terdiri dari komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari osteoblas, osteoklas dan osteosit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang :
1. Hormon pertumbuahan (Growth hormon, GH )
Yang berperan dalam meningkatkan Remodeling tulang dan pertumbuhan tulang.

2. Insulin-like Growth faktor-1 dan 2.
Yang berperan penting dalam formasi tulang dan juga dalam mempertahankan
Massa tulang.

3. Estrogen dan Androgen
Berperan sangat penting pada maturasi tulang yang sedang tumbuh dan mencegah kehilangan massa tulang.

4. Hormon-hormon lainnya (insulin, tiroid, paratiroid, dan sitokin )


Kolagen dalam tulang.
Kolagen merupakan protein ekstraselular yang terpenting didalam tubuh dan didalam tulang, kolagen merupakan 65 % bagian dari total komponen organik didalam tulang.


BONE TURNOVER
Bone turnover merupakan mekanisme fisiologik yang sangat penting untuk memperbaiki tulang yang rusak atau mengganti untuk tulang yang tua dengan tulang yang baru. Tulang secara kontinu dibentuk olehosteoblas dan diabsorbsi ketika osteoklas menjadi aktif. Dan tulang juga diabsorbsi secara kontinu dengan adanya osteoklas yang merupakan sel fagositik besar yang bernti banyak dan suatu turunan monosit yang dibentuk di sum-sum tulang.

Tahap awal produksi tulang adalah sekresi molekul kolagen (monomer kolagen) dan substansia dasar oleh osteoblast.Monomer kolagen ini akan berpolimerasi dengan cepat untuk membentuk serat kolagen (osteoid). Selama osteoid dibentuk, sejumlah osteoblas terperangkap dalam osteoid dan menjadi inaktif. Pada tahap ini, osteoblas disebut osteosit.

Dalam waktu beberapa hari setelah osteoid dibentuk, garam kalsium mulai mengalami presiptasi pada permukaan serat kolagen. Presipitat mulai terjadi di sepanjang serat kolagen dan nantinya akan menjadi produk akhir yang berupa kristal hidroksapatit. Garam kalsium awal yang akan ditimbun bukan berupa kristal hidroksiapatit namun senyawa amorf (non-kristalin).

kemudian melalui proses substitusi dan penambahan atom atau reabsorpsi dan represipitasi, garam-garam ini kemudian akan diubah menjadi kristal hidroksiapatit selama berminggu-minggu.

Beberapa persen senyawa tersebut tetap berada dalam bentuk amorf. Karena garam amorf dapat diabsorpsi dengan mudah ketika sejumlah kalsium tambahan dibutuhkan dalam cairan ekstrasel

Kalsium yang berupa garam amorf ini dapat mengalami “pertukaran”, yang akan menjadi suatu PENYANGGA yang cepat yang akan menjaga agar konsentrasi ion kalsium dalam plasma tidak terlalu naik atau turun terlalu rendah pada keadaan transien dengan kelebihan atau kekurangan ketersediaan kalsium
Adapun mekanisme dari reabsorbsi tulang adalah sebagai berikut :
Osteoklas mengeluarkan tonjolan yang menyerupai vili ke arah tulang, yang membenntuk suatu permukaan bergelombang yang berdeatan dengan tulang. Vili-vili ini menyekresikan enzimproteolitik dan beberapa asam (asam laktat dan asam sitrat). Hasil sekresi dari vili ini akan mencerna atau melarutkan matriks organik tulang. Sel osteoklas juga mengimbisi tulang dengan cara memfagositosis partikel-partikel kecil dari matriks dan kristal tulang, dan pada akhirnya akan melarutkan zat-zat ini dan melepaskan produknya ke dalam darah.

Pada keadaan normal, kecepatan pembentukan dan absorbsi tulang adalah seimbangan. sehingga total massa tulang dipertahankan agar tetap konstan. Osteoklas biasanya terdapat dalam jumlah kecil namun terkonsentrasi, dan begitu sebuah massa osteoklas sudah terbentuk, osteoklas akan memakan tulang selama + 3 minggu. Proses ini akan menciptakan terowongan-terowongan pada tulang. Pada akhir tahap ini, osteoklas menghilang dan posisinya digantikan oleh osteoblas. Pembentukan tulang baru ini diperantarai oleh osteoblas dan hal in berlangsung lebih lama. Tulang yang baru berada dalam lingkaran konsentris yang berlapis (lamela) pada permukaan dalam rongga sampai terowongan dipenuhi. Pembentukan tulang ini akan berhenti apabila tulang mulai mencapai pembuluh darah yang memasok darah ke daerah tersebut. Dan setiap daerah baru yang dibentuk disebut osteon.





Vitamin D

Vitamin D yang digunakan untuk meningkat absorpsi kalsium dalam usus. Dalam hal ini vitamin D yang digunakan adalah dalam bentuk aktif yaitu 1,25 dihidroksikolekalsiferol. 1,25-dihidroksikolekalsiferol berfungsi untuk meningkatkan absorpsi kalsium oleh usus dengan cara meningkatkan pembentukan protein pengikat kalsium di sel epitel usus. Protein pengikat kalsium ini berfungsi di brush border untuk mengangkut kalsium ke dalam sitoplasma sel dan selanjutnya kalsium bergerak melalui membran basolateral sel dengan cara difusi terfasilitasi.





Langkah pertama dalam aktivasi vitamin D adalah mengubah vitamin D menjadi 25 hidroksikalsiferol dan proses in terjadi di hati. Den selanjutnya 25 hidroksikalsiferol akan diubah lagi menjadi bentuk aktif dari vitamin D yaitu 1,25 hidroksikalsiferol. Proses ini terjadi di tubulus proksimal ginjal dan juga mendapat bantuan langsung dari PTH.

1,25 hidroksikalsiferol berfungsi sebaga suatu jenis ”hormon” yang berfungs untuk meningkatkan basorbsi kalsium oleh usus. 1,25 hidroksikalsiferol meningkatkan produksi protein pengikat kalsium di sel epitel usus. Protein ini berfungsi di brush border sel-sel tersebut untuk mengangkut kalsium ke dalam sitoplasma sel dan selanjutnya kalsium bergerak melalu membran basolateral sel dengan cara difusi terfasilitasi. Protein ini akan tetap berada di dalam sel selama beberapa minggu setelah 1,25 hidroksikalsiferol dibuang dari tubuh, sehingga memiliki efek yang berkepanjangan terhadap absorbsi kalsium. Efek lain yang ditimbulkan adalah pembentukakn ATPase terstimulasi kalsium di brush border sel epitel dan pembentukan suatu alkalin forfatase di sel epitel.



Hormon Paratiroid

Hormon Paratiroid (PTH) menyediakan mekanisme yang kuat untuk mengatur konsentrasi kalsium lewat pengaturan reabsorbsi usus, ekskresi ginjal dan pertukaran ion-ion antara CES dan tulang. Naiknya konsentrasi kalsium terutama kerana dua hal, yaitu efek PTH yang meningkatkan absorbsi kalsum dan fosfast dari tulang dan efek yang cepat dari PTH dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal..
PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium dan phospat. Efek tersebut antara lain:
1. Tahap cepat
2. Tahap lambat

• Fase cepat absorpsi kalsium
PTH dapat menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua tempat dalam tulang, yaitu :
– Dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak dalam tulangnya sendiri
– Disekitar osteoblas yang terletak disepanjang permukaan tulang.

Osteoblas dan osteosit membentuk suatu sistem sel yang saling berhubungan satu sama lain, yang menyebar diseluruh permukaan tulang kecuali sebagian permukaan kecil yang berdekatan dengan osteoklas. Diantara membran osteositik dan tulang ada sedikit cairan tulang. Membran osteositik nantinya akan memompa ion kalsium dari cairan tulang ke cairan ekstrasel, menciptakan suatu konsentrasi ion kalsium di dalam cairan tubuh hanya 1/3 dari konsentrasi kalsium di dalam CES. Bila pompa osteositik sangat aktif, maka konsentrasi kalsium dalam cairan tulang menjadi sangat aktif, sehingga konsentrasi kalsium di dalam cairan tulang menjadi rendah dan kalsium fosfat yang nantinya akan diabsorbsi dari tulang ke CES. Efek ini disebut osteolisis. Bila pompa menjaditidak aktif, konsentrasi ion kalsium dalam cairan tulang naik lebih tinggi dan garam-garam kalsium fosfat ditimbun lagi di dalam matriks tulang.

Letak peran PTH dalam proses ini adalah pertama, membran sel osteoblas dan osteosit memiliki protein reseptor untuk mengikat PTH. PTH nantinya akan mengaktrifkan pompa kalsium dengan kuat sehinga menyebabkan perpindahan garam-garam kalsium fosfat dengan cepat dari cristal tulang amorf yang terletak dekat dengan sel. PTH diyakni merangsang pompa ini dengan meningkatkan permeabilitas kalsium pada sisi cairan tulang dari membran osteositik, sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam membran sel cairan tulang. Selanjutnya pompa kalsium di sisi lain dari membran sel memindahkan ion kalsium yang tersisa ke dalam
CES.

• Fase Lambat
Pada fase ini, yang berperan adalah Osteoklas. Walaupun pada dasarnya osteoklas tidak memiliki membran reseptor untuk PTH. Aktifasi sistem osteoklastik terjadi dalam dua tahap, yaitu:
– Aktifasi yang berlangsung dengan segera dar osteoklas yang sudah terbentuk
– Pembentukan osteoklas baru
Kelebihan PTH selama beberapa hari biasanya menyebabkan sistem osteoklastk berkembang dengan baik. Dan karena pengaruh rangsangan PTH yang kuat, oleh karena itu pertumbuhan in berlanjut terus – menerus selama berbulan – bulan.
Setelah kelebihan PTH selama berbulan – bulan menyebabkan kelemahan tulang dan menimbulkan rangsangan sekunder pada osteoblas untuk memperbaiki kelemahan tulang.
Salah satu pengatus absorbsi dan sekresi kalsium pada tulang adalah PTH. Bila konsentrasi kalsium CES turun dibawah normal, kelenjar paratiroid langsung dirangsang untuk meningkatkan produksi PTH. Hormon ini nantinya bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang sehingga sejumlah besar kalsium dilepaskan dari tulang ke CES untuk mempertahankan keseimbangan kalsium. Bila konsentrasi ion klasium pada CES menurun, maka sekresi PTH akan diturunkan pula dan hampir tidak akan terjadi resorbsi. Dan produksi kalsium yang berlebihan tadi nantinya akan dideposit ke tulang dalam rangka pembentukan tulang yang baru.

Tulang sebernarnya tidak mempunyai persediaan kalsium yang banyak. Dalam jangka panjang, asupan kalsium ini harus diimbangi dengan ekskresi kalsium oleh traktus gastrointestinal dan ginjal. Pengaturan absorbsi kalsium ini adalah PTH. Jadi PTH mengatur konsentrasi kalsium melalui 3 efek :
1. dengan merangsang resorbsi tulang
2. dengan merangsang aktifitas vitamin D, yang nantinya akan meningkatkan reabsorbsi kalsium pada gastrointestinal
3. dengan meningkatkan secara langsung reabsorbsi kalsium oleh tubulus ginjal





Kalsitonin
Kalsitonin adalah hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar tiroid yang kerjanya berlawana dengan PTH, yaitu menurunkan konsentrasi kalsium plasma. Adapun kerja kalsitonin di dalam tubuh adalah sebagai berikut kalsitonin mamberikan efek pengurangan kerja absorpsi osteoklas dan mungkin efek osteolitik dari membran osteositik di seluruh tulang, sehingga dapat menggeser keseimbangan penimbunan kalsium sesuai dengan cepatnya pertukaran garam-garam kalsium. Dan kalsitonin memberikan efek penurunan pembentukan osteoklas yang baru.




REFERENSI
• Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia: Elsevier-Saunders:389-391, 1029-1044
• FKUI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta :1096-1105

hari ini. . .

on Minggu, 01 Februari 2009

bismillahirrahmanirrahiim...

untuk pertama kaliny chattingan dpn dosen...
Lagi KULIAH!!!
[nekad khan???]...walo hny, pembahasan Assignment dr slah satu kelompok, tp masih ttep aj.
N E K A D . . .
Rabb, ampunkan...

oiy, ad crita niyh...
blog ukhtiquw yang bru aj b'rhasil dbuat kagak bs dbuka lagi [secara, dy sueeeneeng bgd pas tw, t blog dh slesai dbikin...shg mmbuat dy jd Hobby B E N G O N G...
hhe, Lutchu!
biasany siyh, t anak...ngoceh terus!!!kagak prnah diem,


mmm....afwan ukhti,
domongin dblog...
sekali...sekali...
hhe,

^_^